Pelecehan Seksual di Parlemen Australia Kerap Terjadi

  • Share
pelecehan-seksual-di-parlemen-australia-kerap-terjadi
Gedung Parlemen Australia di Canberra. (AFP Photo/Torsten Blackwood)

Jakarta, Beritaduasatu.com — Sebuah studi melaporkan satu dari tiga orang yang bekerja di parlemen Australia pernah mengalami pelecehan seksual, menyusul penyelidikan independen dalam budaya kerja di tempat itu.

Laporan tersebut menunjukkan secara rinci tindakan yang tak senonoh menyebar luas. Dalam temuan itu pula, lebih dari separuh orang yang menjadi responden mengalami setidaknya satu insiden pelecehan seksual di parlemen Australia, perundungan, percobaan penyerangan seksual atau kekerasan seksual.

“Pengalaman seperti itu meninggalkan jejak yang menghancurkan bagi individu dan rekan kerja dan merusak kinerja parlemen kami sehingga merugikan negara,” demikian menurut studi tersebut dikutip Reuters, Selasa (30/11).

Laporan tersebut juga membuat 28 rekomendasi, termasuk kesetaraan gender yang lebih luas di lingkungan anggota parlemen dan staf.

Selain itu, studi itu merekomendasikan kebijakan baru terkait alkohol pembentukan kantor sumber daya manusia guna menangani keluhan yang dirasakan.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan temuan studi itu mengerikan dan mengganggu. Ia menegaskan, parlemen Australia harus bersih dari tindakan pelecehan seksual.

“Siapapun yang bekerja di gedung ini, saya melihat ada kasus di sini, tentu mengerikan dan mengganggu. Saya berharap, saya menemukan yang lebih mengejutkan,” lanjut Morrison.

BACA JUGA : AS Larang Ekspor Minyak Demi Perangi Harga

Morrison berada di bawah tekanan untuk menciptakan budaya parlemen jelang pemilihan perdana menteri yang dijadwalkan Juni 2022 mendatang.

Dukungan terhadap pemerintah koalisi Morrison mulai runtuh saat muncul tuduhan pemerkosaan, sementara ribuan perempuan melakukan protes di seluruh negeri menyerukan kesetaraan.

Februari lalu, Morrison meminta maaf kepada seorang perempuan yang mengaku diperkosa politikus partai berkuasa, Liberal.

Perempuan itu mengaku diperkosa di kantor Kementerian Pertahanan pada Maret 2019. Ia sudah melapor ke polisi, namun memutuskan tak mengajukan pengaduan resmi lantaran khawatir kariernya hancur.

Menanggapi kasus tersebut, Morrison berjanji akan membuka penyelidikan menyeluruh terkait kasus itu dan budaya kerja di pemerintahan.

BACA JUGA : Kapal RI Kepergok Tangkap Ikan Ilegal di Bakar Australia

Kemudian pada Maret lalu, Morrison mencopot jaksa agung, Christian Porter, dan menteri pertahanan dari jabatannya terkait skandal pemerkosaan.

Porter dituding memperkosa salah satu rekannya saat masih menjadi pelajar pada 1988. Namun, perempuan itu, meninggal pada Juni lalu dilaporkan karena bunuh diri.

sumber : cnnindonesia

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *