Pamer Prestasi RI di COP26, Jokowi Tagih Janji Negara Maju soal Iklim

  • Share
pamer-prestasi-ri-di-cop26-jokowi-tagih-janji
Presiden Joko Widodo saat bertemu secara informal dengan PM Kanada Justin Trudeau di sela KTT COP26. (Foto: Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, Beritaduasatu.com — Presiden Joko Widodo menagih komitmen negara-negara maju untuk membantu negara berkembang, termasuk Indonesia, menangani perubahan iklim.


Pamer Prestasi RI di COP26, Jokowi mengklaim Indonesia sudah melakukan berbagai upaya demi memenuhi komitmennya menangani pemasanan global. Salah satunya dengan menerapkan kebijakan dan membangun ekosistem ekonomi hijau.

Tapi, menurutnya, hal itu tidak cukup menuntaskan masalah iklim sehingga Indonesia tetap membutuhkan bantuan internasional terutama dari negara maju dalam menangani perubahan iklim.

“Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang. Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi nett zero emission dunia,” kata Jokowi dalam pidatonya.

“Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan? Ini butuh aksi, butuh implementasi secepatnya,” paparnya menambahkan.

Menurut Jokowi, dunia tidak bisa bersikap bisnis seperti biasa atau business as usual jika ingin mencapai target emisi karbon dunia guna mengendalikan perubahan iklim yang semakin memburuk.

Jokowi menekankan mekanisme carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi, karbon yang transparan, berintegritas, inklusif, dan adil harus juga diciptakan dalam penanganan masalah tersebut.

Klaim Jokowi soal Prestasi Indonesia

Dalam pertemuan puncak COP26 itu, Jokowi turut memamerkan sederet prestasi Indonesia dalam mencegah perubahan iklim yag memburuk.

Jokowi mengklaim Indonesia berhasil menghentikan laju deforestasi hingga kebakaran hutan. Ia juga mengatakan Indonesia telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis selama 2010-2019.

“Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan juga turun 82 persen di tahun 2020. Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia,” ucap Jokowi.

“Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia kan mencapai karbon nett selambatnya tahun 2030,” paparnya menambahkan.

Jokowi mengatakan di sektor energi, Indonesia tengah mengembangkan ekosistem mobil listrik, pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara, dan pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk bio fuel.

Sang presiden turut memaparkan Indonesia juga sedang mengembangkan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia yang berada di Kalimantan Utara.

“Tetapi, hal itu tidak cukup. Kami, terutama sebagai negara yang mempunyai lahan luas hijau dan potensi untuk dihijaukan, serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari internasional, dari negara-negara maju,” kata Jokowi.

sumber : cnnindonesia

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *