REVIEW VENOM 2018

REVIEW VENOM 2018

Jakarta, Beritaduasatu.com–Masih ingat dengan Venom, sosok antagonis yang muncul akibat perpaduan dari karakter seorang jurnalis bernama Eddie Brock (Topher Grace) dengan sesosok makhluk angkasa luar yang disebut dengan “symbiote”.

Dahulu, sempat muncul sebagai salah satu musuh bagi Peter Parker/Spider-Man dalam Spider-Man 3 (Sam Raimi, 2007)? Well… setelah melalui proses pengembangan selama bertahun-tahun, Sony Pictures yang bekerjasama dengan Marvel Entertainment. Dan akhirnya berhasil memproduksi film tunggal bagi karakter tersebut yang sekaligus akan menjadi salah satu film pemula bagi Sony’s Universe of Marvel Characters.

Semesta pengisahan yang dibentuk dan diproduksi oleh Sony Pictures berdasarkan kisah dan karakter buatan Marvel Comics. Diarahkan oleh Ruben Fleischer (Gangster Squad, 2013). Film yang diberi judul Venom ini tampil sebagai sebuah origin story yang bercerita mengenai asal muasal dari sang karakter utama. Cukup menjanjikan, khususnya ketika Fleischer berhasil memberikan kualitas garapan yang cukup seimbang dengan film-film hasil adaptasi dari Marvel Comics lainnya.

Dengan naskah cerita yang digarap oleh Jeff Pinkner (The Dark Tower, 2017), Scott Rosenberg (Jumanji: Welcome to the Jungle, 2017), dan Kelly Marcel (Fifty Shades of Grey, 2015).

Venom memulai kisahnya dengan memperkenalkan karakter utama dalam jalan penceritaan film ini, Eddie Brock (Tom Hardy).

Digambarkan sedang berada dalam situasi kehidupan yang berantakan setelah kehilangan kekasih, Anne Weying (Michelle Williams), dan pekerjaannya sebagai seorang jurnalis.

Eddie Brock mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kembali hidupnya dengan cara mengungkap konspirasi yang terjadi di dalam perusahaan Life Foundation. Diduga telah membunuh para sukarelawan perusahaannya lewat sebuah program yang dijalankan oleh sang pemilik perusahaan, Carlton Drake (Riz Ahmed).

Dengan bantuan Dr. Dora Skirth (Jenny Slate), Eddie Brock berhasil menyusup ke dalam Life Foundation dan menemukan bahwa Carlton Drake telah menyusupkan sejumlah organisme asing dari luar angkasa yang kemudian digunakannya secara ilegal dalam penelitiannya.

Sial, dalam penyusupannya, Eddie Brock dihinggapi oleh organisme yang disebut dengan “symbiote” tersebut yang menyebabkan kondisi tubuhnya secara perlahan mulai berubah.

REVIEW: VENOM 2018 / Eddie Brock mulai merasakan bahwa dirinya memiliki sebuah kekuatan aneh dan suara-suara asing yang berbicara di kepalanya dan tidak dapat ia kendalikan.

Harus diakui, Venom berjalan dalam ritme pengisahan yang cukup hambar dalam paruh awal penceritaannya. Selain komposisi cerita yang mengenalkan para karakter, kisah dan masalah hidup mereka. Hingga konflik yang nantinya akan dibangun lebih kuat pada paruh cerita selanjutnya.

Venom sama sekali tidak menawarkan sebuah pengelolaan kisah yang baru maupun mampu disajikan dengan sajian kisah yang lebih mengikat.

Beruntung, di momen ketika karakter Eddie Brock dihinggapi oleh sang “symbiote”. Yang kemudian menghasilkan lebih banyak kekacauan bagi kehidupan karakter tersebut.

Venom mulai berani menampilkan daya tariknya. Tampilan kisah yang diselimuti banyak momen-momen komedi berhasil dieksekusi Fleischer dengan lancar.

Momen-momen emas dari Venom memang kebanyakan muncul dari unsur komikal yang dihasilkan oleh interaksi antara karakter Eddie Brock dengan sosok kelam yang berada di dalam kepalanya.

Sangat menghibur, sebagai sebuah film yang bercerita tentang pahlawan super. Fleischer juga menghadirkan eksekusi yang cukup memuaskan pada banyak adegan-adegan aksi dalam jalan cerita film ini.

Hardy memang menjadi kunci utama dari kesuksesan penceritaan film. Penampilannya baik sebagai sosok Eddie Brock yang angkuh namun terasa begitu rapuh dan mudah untuk disukai ataupun sebagai sosok Venom yang cukup “mengerikan”. Begitu kuat dan mendorong penuh kualitas keseluruhan film ini.

Penampilan Hardy juga didukung dengan solid oleh para pemeran pendukung lainnya. Williams mampu menjadikan karakter Anne Weying menjadi lebih dari sekedar karakter pendamping belaka.

Dengan porsi penceritaan yang kuat, Williams mampu mencuri perhatian ketika karakternya tampil di dalam jalan penceritaan.

BACA JUGA : Venom: Let There Be Carnage rambah ke puncak box office

Hal yang sama juga dapat dirasakan dalam penampilan Ahmed. Meskipun karakter antagonis yang ia perankan terasa tidak terlalu matang dalam pengembangannya. Ahmed sukses menjadikan karakter tersebut tetap tampil sebagai sosok karakter yang layak menjadi lawan yang setara bagi sang karakter utama film.

venom-tom-hardy-movie-poster-review-venom-2018

Venom (2018)

Directed by Ruben Fleischer Produced by Avi Arad, Matt Tolmach, Amy Pascal Written by Jeff Pinkner, Scott Rosenberg, Kelly Marcel (screenplay), Jeff Pinkner, Scott Rosenberg (story), David Michelinie, Todd McFarlane (charactersStarring  Tom Hardy, Michelle Williams, Riz Ahmed, Scott Haze, Reid Scott, Jenny Slate, Melora Walters, Sope Aluko, Wayne Péré, Mac Brandt, Ron Cephas Jones, Woody Harrelson, Scott Deckert, Marcella Bragio, Christian Convery, Sam Medina, Stan Lee Music by Ludwig Göransson Cinematography Matthew Libatique Edited by Maryann Brandon, Alan Baumgarten Production company Columbia Pictures/Marvel Entertainment/Tencent Pictures/Arad Productions/Matt Tolmach Productions/Pascal Pictures Running time 112 minutes Country United States Language English

sumber : amiratthemovies.com

Responses (3)

  1. Grsat post. I was checkiing constanrly this
    boog annd I’m impressed! Very hwlpful info particularly the last
    pardt 🙂 I car forr suc information a lot. I was seeing thus particular
    information for a very loong time. Thank you annd bes
    oof luck.

  2. Thanis a bunch for sharing tthis with alll oof uss you really recoognise
    what yyou arre speaking about! Bookmarked. Kindly additionallyy talk over with my sitee =).
    We wilkl have a hyperlink alternate agreement among us

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *